Mavi Marmara Dikepung Israel Sejak Subuh, Ponsel 12 WNI Mati
Jakarta - Nasib 12 orang WNI yang berada di kapal bantuan Mavi Marmara yang ditembaki Israel, belum jelas. Sebelum penyerangan, Mavi Marmara sudah dikepung Israel sejak Subuh dan alat komunikasi dilumpuhkan.
"Kami terakhir kontak pukul 8.00 WIB atau selepas Subuh waktu Gaza," kata Direktur Operasional Sahabat Al Aqsha, Amirul Iman, ketika dihubungi detikcom, Senin (31/5/2010).
Saat itu, situasinya memang kapal Mavi Marmara sudah dipepet 3 kapal Israel. Semua awak kapal termasuk 12 WNI bersiaga dengan jaket pelampung oranye.
Setelah itu komunikasi tiba-tiba terputus. Semua nomor ponsel 12 WNI di Mavi Marmara tidak bisa dihubungi.
"Semua ponsel di-jammed oleh Israel. Kami tidak bisa kontak mereka sama sekali," jelas Amirul.
Sahabat Al Aqsha akhirnya mendapatkan live streaming dari IHH (Insani Yardim Fakvi), lembaga kemanusiaan Turki yang menjadi koordinator tim bantuan kemanusiaan itu. Namun, kondisi di kapal Mavi Marmara sudah memburuk.
"Begitu bisa live streaming, langsung dapat kabar 2 tewas, dan 7 luka. Kondisi terbarunya yang luka sudah 30 orang," kata Amirul.
Meski demikian, hingga pukul 10.30 WIB, masih belum bisa didapatkan kabar mengenai kondisi 12 WNI di Mavi Marmara. 12 WNI itu terdiri dari tiga lembaga swadaya masyarakat KISPA, MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), dan Sahabat Al-Aqsa. Dari 12 orang itu, juga ada lima wartawan, yaitu Aljazeera Indonesia, TV One, Hidayatullah.com, Majalah Alia, dan Sahabat Al Aqsha.
(fay/asy)